ReferensiA.id- Gubernur Sulawesi Tengah H Rusdy Mastura siapkan opsi pinjam uang bank untuk bangun huntap penyintas bencana di daerah ini. Opsi itu disiapkan jika Pemerintah Pusat tidak merampungkan pembangunan huntap.
Sudah memasuki tahun ke empat pasca gempa, tsunami dan likuefaksi, tetapi hak penyintas mendapatkan hunian tetap (huntap) belum juga terpenuhi. Sampai sekarang, ribuan penyintas masih tinggal di hunian sementara (huntara) atau mengontrak tempat tinggal.
“Kalau pusat tidak kerjakan, saya yang kerjakan,” tegas Rusdy Mastura saat berbicara pada acara podcast di Palu, Rabu, 18 Mei 2022.
Menurutnya, pembangunan tidak mesti selalu mengandalkan dana pemerintah pusat. Lantas, dananya dari mana? Butuh anggaran besar untuk membangun rumah. “Banyak cara, tidak selalu uang pusat,” ucapnya.
Gubernur mengungkapkan, salah satu caranya adalah melalui dana pinjaman di bank. Mantan walikota Palu dua periode ini menghitung, jika satu unit rumah butuh dana Rp100 juta, maka untuk membangun 1.000 unit rumah, hanya butuh Rp.100 miliar.
Dana Rp100 miliar itu, menurut dia bisa dipinjam di bank. Selanjunya, pembayaran bisa dilakukan satu atau dua tahun setelah itu. “BTN bangun, nanti dibayar,” katanya.
Jika opsi ini diambil, maka kontraktor lokal yang akan mengambil pekerjaan. Dengan begitu, selain memenuhi hak penyintas akan hunian yang layak, langkah ini bisa menggairahkan kontraktor lokal di Sulawesi Tengah. Rumah yang dibangun dengan anggaran Rp100 juta per unit akan lebih bagus hasilnya.
Rusdy Mastura tampaknya serius menempuh jalan ini jika Bank Dunia tidak bersedia mencairkan anggaran pembangunan huntap. Sebab, alasan Bank Dunia karena lahan yang direncakan menjadi lokasi huntap, bermasalah.
Padahal, Pemprov Sulteng sudah berupaya menyelesaiakan masalah lahan. Bahkan, Pemprov menggelontorkan dana ke pemerintah kabupaten kota untuk pembebasan lahan yang dianggarkan melalui APBD Perubahan 2021 silam.