Menurut pihak BEI, aplikasi trading dan robot trading itu sama sekali tidak berkaitan dengan pasar saham. “Masyarakat harus lebih teliti, mereka (aplikasi trading ilegal) itu tidak dipantau dan tidak memiliki izin OJK (Otoritas Jasa keuangan). Kalau BEI kan jelas dipantau oleh OJK,” ujar Dendy.
Dia pun mengakui, jika masih banyak masyarakat yang sulit membedakan antara trading/forex dengan pasar modal. Sehingga pihaknya pun terus berupata meningkatkan literasi masyarakat lewat sosialisasi.
“Bursa Efek Indonesia terus gencar dalam memberikan literasi dan inklusi kepada masyarakat. Karena begitu tingginya minat masyarakat berinvestasi, hal itu harus disertai dengan edukasi dan literasi yang baik,” ucap Kata Kepala Kantor Perwakilan BBEI Sulawesi Tengah Putri Irnawati.
Seperti diketahui, pada Januari 2022 jumlah investor pasar modal di Sulteng mencapai 13.717, meningkat cukup pesat menjadi 14.086 pada Februari 2022. RED
