ReferensiA.id- Satu daerah di Sulawesi Tengah yakni Tolitoli disinyalir bahasa daerahnya di ambang kepunahan. Penutur bahasa Totoli di Kabupaten Tolitoli semakin berkurang dan karena itu perlu revitalisasi sebelum identitas itu hilang.
Hal tersebut disampaikan Kepala Balai Bahasa Sulteng Asrif pada acara peringatan Bulan Bahasa di Hotel Best Western Plus Coco Palu, Rabu 23 Oktober 2024.
“Bahasa daerah Totoli terancam punah, satu kritis, satu digit punah. Tinggal berada di Desa Binontoan dan Pulau Salu. Maka masyarakat desa tersebut adalah penutur terakhir bahasa Totoli,” ungkap Asrif kepada ReferensiA.id.
Kepala Balai Bahasa Sulteng mengungkapkan bahwa demi mencegah berkurangnya penutur bahasa daerah, perlu dilakukan revitalisasi bahasa di daerah tersebut.
Lanjutnya, bahwa peran pemerintah daerah sangat penting dalam menjaga kelestarian bahasa daerahnya.
“Balai bahasa itu adalah stimulus, perangsang Pemda, karena ini mengingatkan tugas Pemda yang mereka abaikan. Revitalisasi bahasa ini adalah tugas pemerintah daerah yang diabaikan, maka kementerian hadir untuk merangsang, mengingatkan, memberi contoh, kemudian kami akan memberikan Pemda yang melanjutkan,” ujar Asrif.
Apabila pemerintah daerah tetap abai, Balai Bahasa Sulteng tetap mengupayakan pelestarian bahasa melalui literatur, kesenian dan budaya yang masuk di sekolah-sekolah.
Melalui program Balai Bahasa itu Asrif berharap agar dapat memprovokasi siapapun dan mengedukasi betapa pentingnya bahasa daerah.
“Bahwa bahasa mati berarti satu identitas masyarakat akan ikut hilang,” tegas Asrif. BIM