ReferensiA.id- Pembangunan kembali Mal Tatura Palu hingga saat ini masih terbengkalai. Setidaknya sudah 2 tahun tidak ada lagi aktifitas proyek di lokasi bekas pusat perbelanjaan yang beralamat di Jalan Emmy Saelan Palu itu.
Kendalanya, tidak ada anggaran untuk mengerjakan proyek yang diperkirakan bakal menghabiskan Rp350 miliar untuk membangun gedung mal dengan tujuh lantai.
“Investor tidak ada. Pemilik saham (pemerintah Kota Palu) dan investor belum ketemu komunikasinya,” ungkap Direktur Utama PT Citra Nuansa Elok (CNE) Mohammad Sandiri saat menerima kunjungan Anggota DPRD Kota Palu yang tergabung dalam Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Wali Kota Palu di bekas kompleks Mal Tatura Palu.
Dia bilang, struktur bangunan mal yang dirancang tahan gempa itu sudah menelan biaya sekitar Rp80 miliar, dari perkiraan Rp350 miliar anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan sesuai rancangan hingga selesai.
“Sudah mangkrak selama dua tahun. Butuh Rp350 miliar untuk menyelesaikan ini. Jadi masih (kurang) sekitar Rp280 miliar lagi,” katanya.
Seperti diketahui, Mal Tatura merupakan salah satu ikon pusat perbelanjaan modern Kota Palu yang bangunannya ambruk akibat bencana gempa bumi pada 2018 silam.
Mal ini kemudian dibangun kembali ditandai dengan peletakan batu pertama pada awal 2020 silam oleh Wali Kota Palu Hidayat saat itu.
Namun dalam proses pembangunan, pada 2021 Pemerintah Kota Palu di bawah pimpinan Wali Kota yang baru, Hadianto Rasyid, membekukan keuangan PT CNE. Proyek pembangunan pun terhenti.
Pemerintahan Hadianto menganggap anggaran untuk membangun kembali mal itu terlalu besar. Proyek bisa dilanjutkan jika ada investor yang ingin mengucurkan dana untuk proyek itu.
Namun hingga saat ini, proyeknya masih terdiam. Crane yang menjulang tinggi di lokasi proyek tak lagi beraktivitas.