ReferensiA.id- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyebut stigma buruk tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) di tengah masyarakat perlu diubah. ASN yang selama ini dianggap sebagai pagawai birokrasi yang justru menyusahkan masyarakat harus diperbaiki.
“Kita tidak bisa menghindari, masih ada stigma di masyarakat bahwa birokrasi rumit, korup, feodal, kurang kreatif, kurang berfikir out of the box dan sangat normatif,” ujar Mendagri Tito Karnavian saat membuka Kongres ke-III Dewan Pengurus Provinsi Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (DPP IKAPTK) Sulawesi Tengah di Hotel Santika Palu, Sabtu 17 September 2022.
Menurut Tito, Kepamongprajaan adalah salah satu jantung dari ASN. Sehingga setiap alumni pendidikan tinggi kepamongprajaan itu harus menjadi agen perubahan bagi birokrasi, agar lebih baik.
“Kita berharap alumni IKAPTK bisa jadi agen perubahan,” ujarnya.
Dia pun tidak menyangkal soal stigma buruk masyarakat terhadap ASN.
“Stigma itu masih ada. Meskipun banyak ASN yang juga berprestasi. Tapi kesan-kesan (buruk) ini masih terjadi. Ini akan membuat pemerintahan kita tidak efektif dan efisien,” katanya.
Olehnya, sebut Mendagri, perlu dilakukan perubahan, reformasi birokrasi. Untuk itu, diperlukan adanya agen perubahan dari Institusi ASN itu sendiri.
“Kalau tidak ada agen perubahan, perubahan tidak akan terjadi. Agen perubahan itu ya ASN. Perlu keterlibatan alumni IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri), karena mereka punya bekal keilmuan,” tegasnya.
Dia mendoronga agar alumni kepamongprajaan harus jadi motor penggerak perubahan di lingkungan aparatur sipil negara.
Ia pun berharap agar para pengambil kebijakan yang menggunakan ASN untuk menempatkan alumni kepamongprajaan di tempat yang strategis untuk menjadi agen perubahan.