ReferensiA.id- Muhammad Adnan Arsal, Panglima Damai Poso. Begitu judul buku yang ditulis oleh Khoirul Anam, pemerhati isu radikalisme dan terorisme.
Buku ini berkisah tentang perjuangan salah satu tokoh di Kabupaten Poso, yakni Muhammad Adnan Arsal.
Dalam buku setebal 266 lebih, Muhammad Adnan Arsal disebut sebagai tokoh perdamaian dalam konflik Poso yang terjadi beberapa tahun silam dan sekaligus menjadi pesan damai untuk masyarakat Indonesia.
Buku ini menegaskan fakta bahwa konflik di Poso telah usai. Serta mengingatkan bahwa aksi teror dan kekerasan dalam bentuk dan apapun motifnya, tidak boleh diberi ruang di bumi Indonesia.
Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof KH Ma’aruf Amin pada kata pengantar buku tersebut mengapresiasi telah diterbitkannya buku yang berjudul Panglima Damai Poso.
Ia berharap, buku ini bisa menjadi inspirasi seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk menjaga agama, umat dan Negara dalam kondisi yang rukun dan damai.
Bedah dan Diskusi Buku
Buku terbitan Elex Gramedia Jakarta tersebut dibedah dan didiskusikan di salah satu hotel di Palu, Jumat 21 Januari 2022.
Bedah buku ini dimaksudkan untuk menguatkan narasi perdamaian dan kemanusiaan, sekaligus meneguhkan pentingnya moderasi dalam beragama dan berkebangsaan agar Indonesia tumbuh menjadi bangsa yang damai dan sejahtera.
Adnan Arsal menjadikan pengalaman konflik berkepanjangan di Poso sebagai bukti bahwa kekerasan tak menghasilkan apa-apa kecuali kerusakan dan penyesalan mendalam.
“Konflik ini bikin kita semua lelah, frustrasi, habis semua,” ungkapnya.
Adnan Arsal meminta masyarakat lebih mengutamakan jalan damai. Belajar dari pengalaman penyelesaian konflik di Poso, Haji Adnan percaya bahwa semua permasalahan pasti bisa dirundingkan jalan keluarnya.
“Utamakan dialog. Konflik di masyarakat, pasti bisa didialogkan. Selesaikan semuanya dengan damai, tak perlu lakukan kekerasan. Itu tidak akan menyelesaikan konflik,” lanjut Haji Adnan.