Team Leader Sulawesi Yayasan Care Peduli, Buttu Ma’dika mengatakan pemberdayaan itu merupakan kelanjutan dari program yang sudah dijalankan sejak pasca bencana melanda Kota Palu, Sigi dan Donggala 2018 lalu.
Ia menjelaskan konsep integrasi yang dibangun Yayasan Care Peduli bersama ROA itu, berlandaskan pada sistem pemulihan ekonomi, sekaligus langsung membangun ketangguhan masyarakat setempat dalam menghadapi bencana alam maupun non alam.
Sebab dalam kajian analisis yang sudah dilakukan YCP pada beberapa provinsi yang ada di Indonesia, daerah pesisir menjadi yang paling terdampak dengan adanya bencana alam seperti Tsunami dan perubahan iklim, serta bencana non alam ialah era pandemi seperti saat ini.
Menyikapi situasi perubahan iklim pihak YCP juga akan menyiapkan teknologi penunjang nelayan saat melaut untuk mendeteksi keberadaan ikan maupun kondisi cuaca “Dukungan alat ini yang diperuntukkan kepada kelompok nelayan yang akan melaut untuk bisa mengurangi risiko-risiko sebagai seorang nelayan karena memang kita sesuaikan dengan apa yang nelayan butuhkan,” jelasnya.
Buttu Ma’dika menyampaikan bantuan alat teknologi penangkapan ikan dan cuaca yang akan didistribusikan YCP bersama ROA akan melibatkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebab bantuan itu untuk mendukung penuh kerja-kerja kelompok nelayan Ikan Terbang.
“Kita telah membahas hal itu bersama BMKG, saat ini tahap asessment sudah selesai tinggal beberapa penyesuaian saja, dan setelahnya baru nanti alat itu kita bawa ke lokasi karena dampak perubahan iklim ini telah memengaruhi pengetahuan lokal tentang cuaca sudah terganggu olehnya dengan teknologi ini dapat membantu nelayan dalam mendukung pekerjaannya sebagai nelayan,” tambahnya. red