News  

Sebanyak 25 Jurnalis di Kota Palu Dilatih Hadapi Informasi Salah Jelang Pemilu 2024

Jurnalis
Puluhan jurnalis di Kota Palu mengikuti pelatihan misinformasi dan disinformasi yang digelar oleh Aliansi Jurnalis Independen bersama Google News Initiative. / ReferensiA.id

ReferensiA.id- Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palu berkolaborasi dengan Google News Initiative menyelenggarakan program Pelatihan Mis-Disinformasi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Ketua AJI Palu Yardin Hasan menekankan pentingnya program pelatihan ini, dia bilang jurnalis berperan penting dalam menangani isu-isu terkait pemilu.

Dia menyoroti meningkatnya ancaman terhadap keselamatan jurnalis dan prevalensi informasi yang menyesatkan di platform media sosial selama periode pemilu 2024.

Yardin mendorong para peserta untuk terlibat aktif dalam sesi pelatihan dan berkontribusi dalam memberikan informasi yang kredibel dan bertanggung jawab kepada masyarakat Sulawesi Tengah (Sulteng) terkait isu-isu pemilu.

“Program pelatihan mencakup berbagai topik, antara lain mengidentifikasi model dan bentuk disrupsi informasi dalam pemilu, dampak destruktif polarisasi terhadap demokrasi, transformasi kampanye pemilu di era digital, memerangi disrupsi informasi dan ujaran kebencian dalam lanskap politik,” tuturnya.

Salah seorang peserta, Ikram, mengapresiasi pelatihan terkait pemilu tersebut, karena dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka sebagai jurnalis.

Ia menganggap pelatihan tersebut sangat bermanfaat dalam memperluas pemahaman dan keterampilan mereka.

Salah satu narasumber, Nurika Manan, dalam pelatihan tersebut menjelaskan, secara umum ada tiga jenis gangguan informasi. Pertama, informasi yang salah adalah informasi palsu yang dibagikan oleh individu yang benar-benar percaya itu benar.

Kedua, disinformasi mengacu pada sengaja menyebarkan informasi palsu untuk tujuan tertentu. Ketiga, malinformasi melibatkan penyalahgunaan informasi untuk menyebabkan kerugian, seringkali dengan membawa informasi pribadi ke ruang publik.

Nurika menegaskan, ketiga jenis gangguan informasi ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan warga di TPS.

Dapatkan Update Berita Terbaru di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *