ReferensiA.id – PERSIPAL bangun dari tidur panjangnya. Laskar Tadulako bangkit dan bersiap kembali ke panggung yang sesungguhnya di kancah nasional. Bagaimana perjalanan klub ini? Berikut catatan singkatnya.
Sesungguhnya Persipal Palu bukanlah klub baru di Tanah Air. Klub kebanggaan masyarakat Kota Palu ini nyaris saja lolos ke level tertinggi kompetisi sepak bola di Indonesia era tahun 1970-an. Saat itu bernama Divisi Utama.
Klub yang kini bermarkas di Stadion Gawalise ini bahkan pernah menjajal klub Eropa seperti Ajax Amsterdam dan Feyenoord dari Belanda, Votslin dari Austria serta klub raksasa Asia, Ansan Hallelujah FC dari Korea.
Saat itu, tahun 1970-an, Persipal Palu dilatih oleh Ramang (almarhum), legendaris sepakbola dunia asal Makassar Sulawesi Selatan. Sang pelatih pernah membela Timnas di sejumlah ajang internasional. Ramang memperkuat Timnas antara lain Asian Games II tahun 1954; Olimpiade Melbourne 1965; dan Pra Piala Dunia 1957.
Sang Macan Bola, Ramang melatih Persipal antara tahun 1974 sampai 1978 saat usianya 46 tahun (Ramang dilahirkan 24 April 1928). Beberapa pemainnya saat itu antara lain Saing, Rauf Ramang, Anwar Ramang, Karno Wahid, Anwar Hadi, Awaluddin Hadi, Erwin Sumampouw, Dullah Wahid, Hendrik Montolalu, Usman Arya, dan Awaluddin Hadi.
Karena itu, pada era 70-an, di wilayah tengah dan timur Indonesia, saingan Persipal hanya PSM Makassar dan Persipura. Asal tahu saja, Erwin Sumampouw, Anwar Ramang, Anwar Hadi, dan Karno Wahid adalah pemain berlabel timnas.
Sayangnya, Persipal, Laskar Tadulako gagal menuju Divisi Utama, kasta tertinggi dalam kompetisi sepak bola di Indonesia kala itu. Penyebabnya, Persipal Palu kalah dari Persipura pada laga final Kejurnas PSSI Divisi Satu tahun 1978/1979.