ReferensiA.id- Upaya pencegahan stunting di Kecamatan Sindue terus digencarkan. Melalui program edukasi dan penyuluhan, Balai Penyuluh KB berkomitmen memastikan setiap desa mendapat pendampingan.
Koordinator Balai Penyuluh KB Kecamatan Sindue, Suaib, mengungkapkan ada 13 desa binaan yang menjadi tanggung jawab para petugas.
“Kami fokus pada edukasi, bukan aspek medis. Itu ranah Puskesmas. Sesuai Perpres 72, BKKBN memang diarahkan pada pencegahan melalui edukasi,” jelasnya, Senin 30 September 2025.
Langkah tersebut dijalankan secara lintas sektor dengan melibatkan pemerintah kecamatan. Edukasi tidak hanya menyasar masyarakat umum, tetapi juga masuk ke sekolah-sekolah.
“Stunting ini masalah panjang dari hulu ke hilir, tapi fokus kami adalah keluarga berisiko stunting,” tambah Suaib.
Salah satu terobosan BKKBN adalah pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di setiap desa.
TPK terdiri dari bidan desa, perwakilan PKK, serta kader KB. Mereka menjadi garda terdepan dalam memberikan edukasi, pemantauan, sekaligus pendampingan keluarga.
Kecamatan Sindue sendiri tercatat berada di posisi kedua tertinggi kasus stunting dari 16 kecamatan di Donggala.
Meski begitu, tren desa lokus stunting justru mengalami penurunan tiap tahun. Saat ini, berdasarkan keputusan Bupati, ada dua desa lokus di Sindue, yakni Desa Dalaka dan Desa Toaya.
“Pendampingan tidak hanya difokuskan pada desa lokus, seluruh desa tetap mendapat perhatian. Hanya saja, titik berat program diarahkan pada wilayah yang menjadi prioritas,” tutup Suaib. ***