ReferensiA.id– Kasus malaria masih ditemukan di beberapa wilayah Kabupaten Donggala, meski jumlahnya relatif terbatas. Dinas Kesehatan (Dinkes) Donggala memastikan penanganan dilakukan cepat agar penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk itu tidak meluas.
Penanggung jawab Penyakit Menular Dinkes Donggala, Alamsyah, menjelaskan dari 18 puskesmas yang ada, hanya sebagian kecil wilayah yang melaporkan kasus positif.
“Wilayah yang tercatat antara lain Lembasada, Lalundu, serta kawasan Pantai Barat seperti Kayuwau, Alindau, dan Desa Sipeso,” kata Alamsyah pada Jum’at, 26 September 2025.
Ia menegaskan, setiap pasien yang terdeteksi positif langsung mendapat pengobatan, termasuk pasokan obat dari Pemerintah Provinsi.
“Alhamdulillah, obat tersedia sehingga semua pasien positif bisa segera diobati,” ujarnya.
Selain pengobatan, Dinkes juga terus mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama warga yang sering beraktivitas di kebun dan hutan pada malam hari.
“Risiko terkena gigitan nyamuk sangat tinggi. Kami minta masyarakat menggunakan kelambu, obat anti-nyamuk, atau repellent untuk melindungi diri,” imbuhnya.
Upaya pencegahan turut dilakukan melalui surveilans aktif. Petugas kesehatan turun langsung ke lapangan setiap kali ada laporan kasus baru.
Kendati pengendalian jentik di wilayah rawa dan genangan air masih menjadi tantangan, Dinkes Donggala tetap berupaya menekan populasi nyamuk dengan membagikan Abate (ABT) kepada warga.
Dengan langkah ini, Dinkes Donggala berharap penyebaran malaria dapat terus ditekan, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan diri dari gigitan nyamuk. ***