Kopi dari Dombu Sigi Makin Diminati Dubai

IMG 20211121 WA0101
Anggota Kelompok Tani Kamanuru Antius (35) menunjukkan Kopi Kamanuru pada pameran di Taman GOR Palu, Minggu 21 November 2021. / ReferensiA.id

ReferensiA.id- Jika pada tahun 2020, kopi dari Dombu yang diekspor Dubai hanya 300 kilogram, tahun ini permintaan naik lagi menjadi 500 kilogram.

“Bertambah menjadi 500 kilogram tahun ini,” kata Antius (35), anggota Kelompok Tani Kamanuru ditemui di Palu, Minggu 21 November 2021.

Kelompok Tani Kamanuru ini yang mengembangkan tanaman kopi di Desa Dombu, Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Mereka hadir di Palu untuk menjadi salah satu peserta pameran dan pemasaran produk hutan non kayu di Taman GOR, Palu. Pameran dilaksanakan oleh Relawan Orang dan Alam (ROA) Sulawesi Tengah.

Kelompok tani ini memboyong produk kopi dari Desa Dombu ke lokasi pameran yang berlangsung selama dua hari. Kopi itu dinamakan “Kopi Kamanuru”. Tampak sejumlah pengunjung mendatangi stan ini dan bahkan mencicipi kopi yang sudah diseduh.

Antius mengatakan, petani sudah lama menanam kopi di kebun, namun belum dikelola dengan baik. Dua tahun lalu, ada pihak yang memberikan pendampingan mulai dari penanaman, panen, sampai pemasaran.

Sejak itu, kata dia jumlah produksi terus meningkat dan pemasaran meluas hingga ke luar negeri. “Selain Dubai, juga sudah ekspor ke Jepang 150 kilogram,” kata Antius yang akrab disapa Papa Lavan.

Menurutnya pendampingan terhadap petani telah berdampak positif. Jika sebelumnya kopi hanya untuk konsumsi sendiri dan dijual ke pasar-pasar tradisional, kini telah merambah ke luar negeri.

Dia menyebutkan, ada 40 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Kamanuru. Sekarang sekali panen, bisa menghasilkan sekitar 50 kilogram biji kopi mentah.

Adapun kopi itu kemudian dijual ke koperasi yang ada di desa itu juga. Namanya Koperasi Petani Ongu Nipamaya. “Koperasi ini beli kopi petani sampai satu ton,” katanya.

Setelah dari petani selanjutnya giliran Koperasi Petani Ongu Nipamaya memasarkan kopi yang diproduksi petani. Kopi dijual dengan harga yang bervariasi sesuai proses yang dilalui. Kopi arabika misalnya dengan proses fully washed hanya Rp225 ribu per kilogram, honey process Rp265 ribu, dan paling mahal proses natural Rp320 ribu.

Dapatkan Update Berita Terbaru di Google NewsIklan Bawaslu Morowali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *