News  

Fenomena La Nina Berlanjut, Begini Potensi Dampaknya di Sulteng

la nina
Ilustrasi. / BMKG

ReferensiA.id – Berbagai lembaga penyelenggara meteorologi di dunia memprediksi La Nina 2021 berlanjut dengan intensitas lemah sampai moderat, dan diperkirakan berlangsung sampai triwulan pertama tahun 2022.

Berdasarkan keterangan yang dikeluarkan oleh Stasiun Pemantau Atmosfer Global (SPAG) Lore Lindu Bariri, Badan Meteoroogi, klimatalogi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Tengah, secara nasional memprediksi awal Musim Hujan 2021/2022 maju pada 46% Zona Musim (ZOM) dan curah hujan Atas Normal pada 25% ZOM.

Pada daerah endemik banjir dengan fenomena alam ini diperlukan strategi khusus untuk mengantisipasi dampak kerugiannya baik korban jiwa maupun kerugian materil.

“Fenomena alam La Nina adalah suatu kondisi menyimpangnya perilaku atmosfer di Samudera Pasifik. Penyimpangan ini ditandai dengan mendinginnya suhu permukaan laut pada area yang sangat luas, dari bagian Timur dekat benua Amerika hingga bagian Pasifik Tengah dekat Polynesia,” begitu bunyi keterangan yang dirilis SPAG BMKG, Rabu 10 November 2021.

Baca Juga:  Prakiraan Cuaca Sulawesi Tengah Hari Ini Rabu 20 Desember 2023, Siang Hingga Malam Kota Palu Hujan

Penyimpangan suhu permukaan laut ini membawa dampak konvergensi di sekitar wilayah perairan Pasifik Barat hingga wilayah perairan Indonesia.

Fenomena alam ini berdampak secara global, bukan hanya di Indonesia saja. Di beberapa negara berakibat naiknya frekuensi kejadian ekstrim seperti badai salju, badai Typhoon, badai Tropis, hujan lebat; dan sebaliknya memberikan dampak kekeringan di beberapa negara.

Secara umum dampak La Nina di Indonesia berupa meningkatnya akumulasi curah hujan yang menyebabkan banjir, banjir bandang, badai petir dan gelombang perairan yang tinggi.

Baca Juga:  Prakiraan Cuaca Sulawesi Tengah Senin 9 Januari 2023, BMKG Keluarkan Peringatan Dini untuk Wilayah Ini

Fenomena La Nina merupakan gejala alam yang berulang, kejadiannya bukan hanya sekali saja.

“Dalam catatan BMKG, setidaknya terjadi 17 kali dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Dari beberapa kejadian tersebut, tidak ada satupun identik baik waktu kejadiannya maupun magnitudenya,” tulis keterangan itu.

Dapatkan Update Berita Terbaru di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *