ReferensiA.id- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perwakilan Sulawesi Tengah menyebut industri jasa keuangan di daerah ini mengalami pertumbuhan positif. Hal itu tercermin dari peningkatan indikator keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal dan juga Industri Keuangan Non Bank (IKNB).
Berdasarkan data OJK, pada periode Juni 2022 secara year on year, asset perbankan tumbuh sebesar 16,43 persen, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 14,69 persen sedangkan kredit tumbuh sebesar 15,65 persen dengan angka kredit bermasalah (NPL) yang tetap terjaga di kisaran angka 2,23 persen.
“Penyaluran kredit produktif juga berada di atas kredit konsumtif,” ungkap Kepala OJK Sulteng Triyono Raharjo dalam kegiatan Jurnalis Update Perkembangan Sektor Jasa Keuangan di Sulawesi Tengah, Selasa 9 Agustus 2022.
Sementara untuk penyaluran kredit, 5 (lima) sektor terbesar penyaluran kredit di Sulawesi Tengah adalah kepemilikan peralatan rumah tangga (Rp17,33 triliun), perdagangan besar dan eceran (Rp8,23 triliun), pertanian, perburuan, dan kehutanan (Rp3,54 triliun), industri pengolahan (Rp2,45 triliun) serta pertambangan dan penggalian (Rp2,3 triliun).
Di sektor Pasar Modal, posisi Juni 2022 secara year on year OJK mencatat peningkatan jumlah investor yang stabil dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data Single Investor Identification (SID) sebanyak 58.953 rekening sebaran investasi masyarakat yang masih didominasi produk reksa dana sebesar 70,08 persen dan disusul dengan saham 26,45 persen, kemudian
SBN sebesar 3,47 persen.
“Penurunan transaksi saham yang terjadi pada tahun 2021 juga telah meningkat secara signifikan dimana tercatat pada periode triwulan II transaksi saham tercatat sebesar Rp900,99 miliar,” jelas Triyono.
Di sektor industri keuangan non-bank, piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 25 persen secara year on year, dengan jumlah fasilitas pembiayaan meningkat 33 persen dengan diiringi perbaikan kualitas pembiayaan yang tercermin dengan menurunnya NPF sebesar 0,93 persen menjadi sebesar 2,06 persen.