News  

MJ Wartabone Ungkap Indikasi Korupsi Proyek Lapangan Vatulemo, Hadianto Serahkan ke BPK dan KPK

IMG 20241123 WA0012
Dalam debat publik ketiga calon wali kota dan wakil wali kota Palu pada sesi tanya jawab, paslon nomor urut 3 Muhammad J Wartabone-Rizal melontarkan pertanyaan kepada paslon nomor urut 2 Hadianto Rasyid-Imelda Liliana Muhidin/ReferensiA.id-Bimaz

 

ReferensiA.id- Dalam debat publik ketiga calon wali kota dan wakil wali kota Palu pada sesi tanya jawab, paslon nomor urut 3 Muhammad J Wartabone-Rizal melontarkan pertanyaan kepada paslon nomor urut 2 Hadianto Rasyid-Imelda Liliana Muhidin terkait dugaan korupsi dan ketidakefisienan anggaran dalam pembangunan fasilitas pemerintah.

Iklan KPU Palu rekapitulasi

Pertanyaan ini mengacu pada data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyebut adanya indikasi penyimpangan anggaran dalam proyek pembangunan Lapangan Vatulemo.

“Menurut data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), masih terdapat pembangunan yang diduga tidak efisien. Salah satu contohnya adalah Lapangan Vatulemo, yang dibangun pada tahun 2017 namun direhabilitasi total pada tahun anggaran 2023-2024 dengan nilai anggaran hampir mencapai 30 miliar rupiah. Sebelumnya, anggaran untuk rehabilitasi tercatat sebesar 8 miliar rupiah, yang tidak termasuk bangunan Balai Kota. Mengapa KPK menyatakan adanya indikasi korupsi dalam proyek ini?” tanya paslon nomor urut 3 Muhammad J Wartabone kepada paslon nomor urut 2 di Hotel Best Western Coco Palu, Jl Basuki Rahmat, Kota Palu pada Jumat, 22 November 2024.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Paslon nomor urut 2 Hadianto Rasyid menyatakan akan menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kepada lembaga berwenang seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan KPK.

“Kami pastikan bahwa semua proses yang berjalan sesuai dengan aturan dan kita tinggal tunggu saja pemeriksaan dari BPK dan kemudian finalisasi pemeriksaan dari KPK jika misalnya memang proyek ini ada indikasi kerugian negara di sana,” jawab Hadianto.

Dalam tanggapan berikutnya, MJ Wartabone memberikan ilustrasi terkait pengelolaan aset yang dianggap tidak efisien.

Dia mengibaratkan proyek tersebut seperti membeli pulpen dengan nilai yang lebih besar, padahal pulpen sebelumnya masih layak pakai.

Dapatkan Update Berita Terbaru di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *