Data Gempa dan Tsunami Selat Sunda Sejak 1851

Data Gempa dan Tsunami Selat Sunda
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati (kedua dari kiri) konferensi pers, Jumat 14 Januari 2022. / ReferensiA.id

ReferensiA.id – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengungkapkan data gempa dan tsunami Selat Sunda yang pernah terjadi di masa lalu.

“Sejak 1851-2019 telah terjadi beberpa kali gempa bumi dan atau tsunami,” kata Dwikorita Karnawati pada konferensi pers secara virtual, Jumat 14 Januari 2022.

Berikut catatan data BMKG:

1. 4 Mei 1851 di Teluk Betung dan Selat Sunda setelah gempa kuat teramati tsunami setinggi 1,5 meter.

2. 9 Januari 1852 terjadi gempa kuat selanjutnya terjadi tsunami kecil.

3. 27 Agustus 1883 terjadi tsumani dahsyat di atas 30 meter akibat erupsi Krakatau.

4. 23 Februari 1903 terjadi gempa M7,9 berpusat di selatan Selat Sunda yang merusak di Banten.

5. 26 Maret 1928 terjadi tsunami kecil yang teramati selat Sunda setelah gempa kuat.

6. 22 April 1958 terjadi gempa kuat di Selat Sunda diiringi dengan kenaikan permukaan air laut/tsunami.

7. 22 Desember 2018 Selat Sunda dilanda tsunami akibat longsoran Gunung Anak Krakatau.

8. 2 Agustus 2019 terjadi gempa M7,4 yang merusak di Banten dan berpotensi tsunami.

Sementara itu, gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,6 berkedalaman 40 kilometer pada pukul 16.05 WIB, Jumat 14 Januari 2022.

Dwikorita Karnawati mengatakan, pusat gempa berada di laut, 132 kilometer arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup taham gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah. Dan pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal resmi yang telah terverifikasi,” jelas Dwikorita Karnawati. red

Dapatkan Update Berita Terbaru di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *