MJ Wartabone Ungkap Bus Trans Palu Sedot APBD Rp1,8 Miliar Per Bulan

IMG 20241108 WA0004
Debat publik kedua pasangan calon (paslon) wali kota dan wakil wali kota Palu di Hotel Best Western Plus Coco Palu, Kamis 7 November 2024 malam/ReferensiA.id-Bimaz

ReferensiA.id- Pasangan calon walikota dan wakil walikota Palu nomor urut 3, Palu Mohammad J Wartabone-Rizal mengungkap bahwa kebijakan Pemkot Palu mengadakan bus Trans Palu telah menyedot uang daerah Rp1,8 miliar per bulan.

Pada sisi lain, masih banyak yang mesti menjadi perhatian pemerintah seperti pemenuhan gizi anak dan sektor pendidikan. Begitu juga penanganan stunting.

Kritik itu disampaikan pasangan calon nomor urut 3 pada sesi tanya jawab debat publik kedua calon walikota dan wakil walikota Palu di salah satu hotel di Palu, Kamis 7 November 2024, malam.

Baca Juga:  Debat Publik Perdana, Lima Paslon Bupati Donggala Adu Gagasan untuk Kesejahteraan Masyarakat

Paslon nomor urut 3 Mohammad J Wartabone-Rizal meminta penjelasan mengenai pelayanan bus yang ada di Kota Palu kepada paslon petahana Hadianto Rasyid-Imelda Liliana.

“Pemerintah Kota Palu barusan mengadakan 26 unit dengan anggaran yang tidak sedikit dengan konsep sewa dengan pihak ketiga, yang anggarannya cukup fantastis,” kata Rizal.

Padahal, menurutnya masih banyak yang perlu diperhatikan pemerintah seperti pemenuhan gizi anak serta pendidikan.

Baca Juga:  KPU Palu: Iklan di TV dan Radio Harus Sesuai Durasi

Menjawab pertanyaan itu, Hadianto Rasyid mengungkapkan bahwa bus merupakan layanan fasilitas Pemerintah Kota Palu sebagai ibu kota maka harus memberikan yang terbaik.

“Fasilitas dan transformasi dalam bidang moda transportasi memang wajib dilakukan oleh sebuah kota, sama halnya dengan kota Palu yang harus menunjukkan bahwa kota ini memiliki semua fasilitas yang dibutuhkan sebagai sebuah ibu kota, salah satunya bus,” ujar Hadianto.

Ia menjelaskan manfaat fasilitas bus bagi masyarakat Kota Palu.

Baca Juga:  Bagi-bagi Tanah dan Mall Tatura Jadi Sorotan di Debat Calon Walikota Palu

“Kalau masyarakat kita dari Pantoloan masuk ke tengah kota dengan transportasi konvensional mereka mengeluarkan Rp35.000 untuk bisa masuk ke tengah kota, berarti bolak balik mereka akan mengeluarkan uang sekitar Rp70.000. Tetapi ketika program bus berjalan, mereka cukup mengeluarkan Rp5.000 dan bolak balik mereka hanya mengeluarkan Rp10.000,” ujarnya.

Dapatkan Update Berita Terbaru di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *