ReferensiA.id – Desa Lampo, di Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah (Sulteng) diperkenalkan sebagai percontohan kampung iklim berbasis perhutanan sosial.
Sebagai kampung iklim, Desa Lampo menerapkan upaya penanganan ekosistem hutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus menjaga kelestarian hutan. Hal ini sebagai salah satu upaya mitigasi terhadap perubahan iklim.
Penetapan Desa Lampo sebagai kampung iklim ditandai dengan peluncuran kesepakatan bersama antara Pemerintah Kabupaten Donggala dengan Yayasan Merah Putih (YMP) Sulawesi Tengah, Jumat 28 Januari 2022.
Peluncuran kesepakatan bersama itu sekaligus menjadikan Desa Lampo sebagai percontohan Program Kampung Iklim (Proklim) berbasis perhutanan sosial.
“Kalau ini menjadi pilot project meskipun masih skala lokal, tapi paling tidak bisa mendukung pengurangan emisi,” ungkap Direktur YMP Sulteng Amran Tambaru.
Lewat program tersebut, masyarakat di kampung iklim akan menerapkan aksi-aksi mitigasi, adaptasi dan penataan ruang yang berorientasi pada kepedulian perubahan iklim. Masyarakat di desa memanfaatkan hutan sebagai sumber penghasilan dan tetap menjaga kelestariannya.
“Ini sebetulnya inisiatif yang sudah lama, 3 tahun lalu teman-teman LPHD (Lembaga Pengelola Hutan Desa) dan YMP, mencoba menginisiasi model salah satu desa di Sulawesi Tengah,” kata dia.
“Ini merupakan program nasional di bawah Kementerian kehutanan. Proklim ini bagaiman bisa berpartisipasi dalam pengendalian iklim,” ungkap Dr Abdul Rauf, Akdemisi di Universitas Tadulako (Untad).
Kata Abdul Rauf, di Desa Lampo ada hutan desa yang mendukung Proklim dengan menangani ekosistem hutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian hutan iklim.
“Misalnya mengelola sampah, dijadikan pupuk organik. Kemudian menanam kayu-kayuan di hutan, seperti menanam kemiri, pala, kopi dan durian. Bukan kayunya yang diolah, tapi buahnya,” ujarnya.
