Referensi.id – Akselerasi penggunaan energi bersih menjadi poin fundamental dalam memastikan masa depan perekonomian serta sektor lainnya tetap terjaga dalam konteks keberlanjutan.
Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) Febriany Eddy mengungkapkan, perseroan yang bergerak pada sektor pertambangan telah membangun peta jalan guna menurunkan emisi karbon untuk scope 1 dan 2 sampai 1/3 di tahun 2030 dan net zero tahun 2050.
“Untuk rencana smelter baru di Sulawesi Tengah, kami bersama dengan partner dari Tiongkok telah berkomitmen menggunakan LNG bukan batubara untuk pembangkit listrik di sana,” ujar Febriany Eddy dalam Sustainability Forum 2021 pada Selasa 22 Maret 2022.
Kegiatan yang diselenggarakan PT Vale Indonesia Tbk tersebut mengangkat tema “Dekarbonisasi untuk Masa Depan Berkelanjutan”. Kegiatan dilaksanakan secara hybrid dari Makassar.
Febriany Eddy menjelaskan, khusus untuk proyek di Sulteng, terdapat proses yang butuh hingga 9 bulan negoisasi dengan partner perseroan beralih ke LNG.
“Awalnya bagi mereka tidak masuk diakal, pindah ke LNG akan mengurangi NPV project kami sebesar $200 juta, padahal secara regulasi tidak ada yang mengharuskan PT Vale saat ini untuk beralih, kenapa harus memilih jalan yang lebih susah dan mahal. Jawaban kami, hal ini adalah pilihan bukan paksaan,” urai Febriany Eddy.
Menurut dia, ukuran keberhasilan suatu organisasi tidak hanya pada keberhasilan finansial tetapi juga pada faktor lain. Untuk itu, perseroan mengadopsi 3P, yakni people, profit dan planet.
“Kenapa kita harus menunggu peraturan memaksa kita untuk melakukan sesuatu yang benar. Untuk itu partner PT Vale juga diharapkan mengedepankan nilai yang sama. Akhirnya lewat negosiasi yang cukup panjang, mereka bersedia,” papar Febriany.
Transisi Energi Berbasis Fosil Mutlak Dilakukan
Pada kegiatan tersebut, Executive Director Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan transisi energi berbasis fosil menjadi mutlak dilakukan agar ambisi nol emisi karbon (net zero emission) mampu menjadi keniscayaan dengan estimasi terwujud pada 2050 mendatang.