ReferensiA.id – Banjir yang melanda Desa Sintuwu, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Sabtu 12 Maret 2022 bukanlah kali pertama terjadi.
Desa ini sudah beberapa kali dihantam banjir bandang. Tak heran, jika masyarakat setempat sejak lama meminta normalisasi sungai untuk mengatasi banjir berulang di Sintuwu.
Data yang dihimpun ReferensiA.id, desa ini pernah dilanda banjir besar pada 2016. Saat itu, tepatnya 17 Mei 2016, banjir bandang menghantam desa, mengakibatkan satu korban meninggal dunia.
Sebanyak 7 unit rumah rusak berat dan akses jalan penghubung antara Desa Sintuwu-Kapiroe sepanjang lebih kurang 2 kilometer terputus. Bencana itu memaksa 8 keluarga atau 45 jiwa mengungsi.
Selanjutnya banjir bandang kembali menerjang desa itu pada 25 September 2021. Sungai meluap dan mengakibatkan jembatan penghubung RT 7 dan 8, Dusun 3 hanyut. Air bercampur lumpur membawa material kayu dan batuan masuk ke rumah warga.
Bencana banjir yang terbaru terjadi di desa itu pada Sabtu 12 Maret 2022. Banjir disertai material kayu dan lumpur, serta longsor.
Dikutip dari laman resmi Pemkab Sigi, banjir akhir pekan lalu itu mengakibatkan satu unit rumah rusak berat, 14 rumah rusak sedang dan 70 rumah rusak ringan. Kurang lebih 280 jiwa terdiri 85 keluarga terdampak.
Penyebabnya banjir adalah tanggul penahan air rusak, serta menurunnya kualitas daerah aliran Sungai Kana dan Sungai Katopi.
Wakil Bupati Sigi, Samuel Yansen Pongi (SYP) menyatakan akan melakukan normalisasi sungai. Bahkan, Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi, telah berkoordinasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III untuk segera menormalisasi sungai di Desa Sintuwu, Kecamatan Palolo, sebagai bentuk upaya pencegahan banjir susulan.
“Mengenai penataan alur sungai dan daerah aliran Sungai Kana di Desa Sintuwu, pemerintah daerah akan segera berkoordinasi dengan BWSS terkait dengan penanggulangan jangka panjang mengenai masalah banjir,” jelas Samuel Yansen Pongi (SYP) saat mengunjungi desa itu pada Senin 14 Maret 2022.