ReferensiA.id- Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Tengah (OJK Sulteng) mendorong agar perbankan lebih “memperluas” lagi sebaran kredit kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Sejauh ini perbankan dinilai masih sangat berhati-hati dalam menyalurkan kredit kepada pelaku UMKM, sehingga sektor yang dinilai sebagai salah satu pilar roda ekonomi ini sebagian justru masih kesulitan mendapatkan kredit untuk menambah modal usaha.
Perbankan berhati-hati menyalurkan kredit ke UMKM dianggap karena belum paham siklus dan cara memitigasi risiko kredit dari sektor UMKM itu sendiri.
“Padahal harusnya perbankan berani salurkan kredit ke UMKM, terutama BPR. Jangan senangnya salurkan kredit ke ASN,” ujar Kepala OJK Sulteng Triyono Raharjo pada kegiatan Jurnalis Update Triwulan IV Perkembangan Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Tengah di Kabupaten Banggai beberapa waktu lalu.
Dia mendorong agar perbankan mempelajari risiko dan siklus keuangan UMKM, agar kredit terhadap sektor itu bisa disalurkan, bukan justru memilih lebih berhati-hati, terutama dalam menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR).
Namun begitu, komitmen perbankan untuk mendorong UMKM mulai nampak, hal itu diwujudkan dalam peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM sampai dengan Agustus 2023 sebesar Rp15,03 triliun atau tumbuh 13,43 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan kualitas NPL yang masih terjaga sebesar 3,32 persen atau masih di bawah threshold 5 persen.
Sementara itu, Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sulteng Andri Arsasi menerangkan, ada beberapa hal yang juga menjadi penyebab perbankan berhati-hati dalam menyalurkan kredit kepada pelaku UMKM.
“Kenapa akses KUR ini banyak kendala, karena banyak masalah bayar. Itu hasil diskusi dengan perbankan,” katanya.