Palu – Pasca dirilisnya hasil uji laboratorium sampel ikan di Pasar Tradisional Masomba Kota Palu oleh Dinas Pangan Provinsi Sulawesi Tengah, berdampak pada omzet pedagang ikan di pasar tersebut. Tiga hari terakhir, omzet pedagang ikan terjun bebas.
Menerima banyak keresahan dari pedagang ikan di Masomba, Ketua Komisi B DPRD Kota Palu, Rizki Hardianti Pakamundi langsung turun lapangan menemui pedagang pada Minggu, 21 Juli 2024.
Di hadapan Kiki Pakamundi, sapaan akrabnya, puluhan pedagang menyatakan sudah puluhan tahun berdagang di Masomba, tidak pernah menggunakan formalin. Jangankan menggunakan, melihat formalin seperti apa bentukanya saja mereka tidak pernah.
Puluhan pedagang menyayangkan Dinas Pangan yang merilis begitu saja hasil uji sampel tanpa koordinasi dengan pedagang. Akibatnya pedagang harus menanggung kerugian oleh perbuatan yang bukan mereka lakukan.
Sementara itu, Kiki Pakamundi mengaku sejak beredarnya informasi soal penggunaan formalin pada ikan yang dijual di Pasar Masomba, ia selalu menerima keluhan dari pedagang.
Kiki memahami kondisi yang dialami pedagang ikan di Masomba. Karena itu dia meminta kepada Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palu segera berkoordinasi dengan Dinas Pangan, agar kondisi pasar ikan di Masomba kembali seperti semula.
“Saya minta Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palu segera berkoodinasi dengan Dinas Pangan Provinsi, agar persoalan ini cepat selesai dan masyarakat kembali lagi ke masomba beli ikan, pedagang pun tidak mengalami kerugian yang berkepanjangan,” ujar Kiki Pakamundi.
Di hadapan pedagang ikan Kiki mengaku dia dan keluarganya merupakan konsumen Pasar Masomba, di mana seluruh kebutuhan dapur khususnya ikan dan ayam dibeli dari Pasar Masomba.
“Saya ini tiap lima hari ke masomba, beli ikan, ayam, sayur, semuanya di Masomba,” tuturnya.