ReferensiA.id- Komisi X DPR RI mendorong agar buku-buku lokal dimasukkan ke dalam koleksi nasional sebagai upaya untuk memperkaya khazanah literasi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, serta memperkuat identitas budaya di daerah.
Hal itu disampaikan dalam laporan Komisi X usai rapat dengar pendapat dengan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) pada Kamis, 24 April 2025.
Anggota Komisi X DPR RI, Nilam Sari Lawira, pun memberikan komentar terkait hal itu. Meski tak hadir dalam rapat, Nilam sangat setuju dengan usulan tersebut.
Menurut dia, buku-buku lokal sangat penting dimasukkan ke dalam koleksi nasional sebagai arsip untuk melestarikan pengetahuan dan budaya lokal, meningkatkan literasi, bahkan untuk mendukung penelitian di masa mendatang.
“Jika perlu, kita dorong setiap daerah menerbitkan buku berkearifan lokal yang menggunakan dua bahasa, yakni bahasa daerah beserta terjemahan bahasa Indonesia,” kata Anggota DPR RI dari Fraksi Nasdem.
Hal ini, sekaligus untuk melestarikan bahasa daerah yang sebagian penuturnya mulai berkurang.
“Contohnya di Sulawesi Tengah, sebagian bahasa daerah di sana hampir punah. Menurut Balai Bahasa, ada beberapa bahasa daerah di Sulawesi Tengah yang penuturnya sudah hampir tidak ada,” jelas Ketua DPW Nasdem Sulteng.
Selain itu, untuk pelaksanaan program kerja dan penyerapan anggaran Perpusnas pada 2025, Komisi X DPR RI juga mendorong beberapa hal penting lainnya, yakni;
Mengusulkan relaksasi anggaran untuk program-program prioritas, seperti program preservasi dan digitalisasi naskah kuno dan kontemporer, sebagai bagian dari pelestarian warisan intelektual bangsa.
Mengoordinasikan percepatan realisasi peningkatan tunjangan dan sertifikasi bagi pustakawan sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan, memperkuat motivasi kerja, serta mendorong profesionalisme dan kualitas layanan perpustakaan.