ReferensiA.id- Ide pengelolaan potensi Selat Makassar ternyata sudah ada sejak 2009. Lahir dari pemikiran seorang Rusdy Mastura, yang saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota Palu.
Sayangnya, ide yang diajukan ke Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS) baru terwujud sekarang, atau tepatnya 15 tahun setelah pertama kali dicanangkan oleh pria yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Tengah.
“Ide ini sebenarnya (muncul) waktu saya masih walikota,” ujar Gubernur Rusdy Mastura pada acara Rakor Road to Selat Makassar Summit 2024 di Hotel Santika, Senin 4 Maret 2024.
Sejak dahulu kata Gubernur, Selat Makassar adalah jalur perdagangan strategis untuk membawa hasil-hasil pertanian dari Pulau Sulawesi yang akan dijual ke Pulau Kalimantan.
Sedangkan Kalimantan mengirim balik batu bara untuk memasok kebutuhan pembangkit listrik di Pulau Sulawesi.
“Kenapa tidak kita kembangkan kerja sama Sulawesi-Kalimantan,” kata dia, mendorong peserta melihat hubungan simbiosis antar kedua pulau.
Dengan pemindahan ibukota negara ke Provinsi Kalimantan Timur, Gubernur yang akrab disapa Cudi lagi-lagi menegaskan pentingnya pembangunan wilayah penyangga IKN yang tidak boleh diabaikan pemerintah pusat.
Karena itu, peraturan presiden tentang pembangunan kawasan penyangga IKN sangat mendesak untuk diwujudkan.
“Jangan hanya IKN (dibangun) tapi wilayah penyangga juga harus dipikirkan karena 5 sampai 10 tahun lagi Kalimantan akan banyak membutuhkan logistik,” Cudy menegaskan, agar hal ini diperjuangkan bersama-sama lewat Selat Makassar Summit.
Sementara Ketua Panitia Road to Selat Makassar Summit Farid R Yotolembah, berharap pemerintah dari masing-masing provinsi dan kabupaten kota sekawasan Selat Makassar dapat menyepakati forum pemerintahan bersama untuk mengerjasamakan berbagai potensi Selat Makassar demi terwujudnya kesejahteraan bersama.