ReferensiA.id- Meski seluruh Daftar Pencarian Orang (DPO) kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah telah berhasil dilumpuhkan oleh pasukan Satuan Tugas (Satgas) Operasi Madago Raya, namun operasi masih tetap berlanjut. Bahkan, wilayah operasi diperluas pada 2023 ini.
Jika sebelumnya wilayah Operasi Madago Raya hanya melingkupi Kabupaten Poso, Sigi dan Parigi Moutong (Parimo), kali ini wilayah Kabupaten Tojo Una-una (Touna) masuk dalam daftar.
Hal itu diungkapkan oleh Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Polisi Rudy Sufahriadi dalam konferensi pers akhir tahun yang digelar pada Kamis, 29 Desember 2022 lalu.
“Operasi Madago Raya tetap dilanjutkan dengan nama Operasi Madago Raya Tahun 2023. Kegiatannya adalah deradikalisasi dan kontra radikal,” kata Irjen Rudy.
Dia pun mengungkap alasan Kabupaten Touna masuk dalam daftar wilayah operasi pada tahun ini. Menurutnya, berdasarkan data intelejen, di wilayah itu terdapat indikasi simpatisan kelompok teroris yang terus dipantau.
“Data-data intelejen, Densus dan BNPT, kita masukkan Touna dalam operasi, dalam rangka deradikalisme,” ujarnya.
Selain karena adanya kelompok simpatisan, alasan lain Touna masuk wilayah Operasi Madago Raya karena adanya mantan narapidana kasus terorisme (Napiter) yang pulang kampung ke wilayah tersebut.
Sementara itu, untuk mencegah penyebaran paham radikalisme di Sulawesi Tengah usai berakhirnya perburuan DPO kelompok teroris, Irjen Rudy Sufahriadi bilang pihaknya melakukan pembinaan terhadap keluarga DPO Poso.
“Kita lakukan juga pembinaan terhadap kelompol-kelompoknya,” tandasnya.
Bukan hanya mencegah penyebaran paham radikalisme di kalangan masyarakat, Polda Sulteng juga berupaya mencegah penyebaran paham radikal di lingkungan Polri itu sendiri.