Iklan HUT Sulteng DPRD

CEO PT Vale Yakin Pemerintah Perpanjang Kontrak Karya Jadi IUPK

CEO PT Vale
CEO PT Vale Febriany Eddy. / ReferensiA.id

Sekarang, rencana pembangunan tiga pabrik baru terus berjalan di samping fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel yang eksisting di Sorowako. Tiga proyek pengembangan itu adalah pembangunan pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Sorowako.

Terkait rencana pabrik HPAL Sorowako itu, PT Vale telah teken The Heads of Agreement bersama mitranya Zhejiang Huayou Cobalt Company (Huayou) di Jakarta, Selasa 13 September 2022. Proyek ekspansi smelter Sorowako ini ditargetkan berkapasitas produksi sekitar 60.000 ton per tahun.

Febriany Eddy menargetkan final investment decision (FID) HPAL Sorowako pada awal tahun 2023.

Sementara itu, proses konstruksi paling lama tiga tahun ke depan, sehingga bisa rampung pada 2025. Nilai investasi untuk HPAL Sorowako 1,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp26,89 triliun.

Sebelumnya, pabrik HPAL telah dimulai di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Mitra bisnis di HPAL Pomalaa sama dengan HPAL Sorowako yakni Zhejiang Huayou Cobalt Company (Huayou).

Kesepakatan keduanya ditandai dengan penandatanganan kerangka kerja sama pada April 2022 lalu.

Bedanya jika di Sorowako berkapasitas 60.000 ton per tahun, maka pabrik HPAL Pomalaa berkapasitas produksi mencapai 120.000 ton.

Sementara itu, fasilitas pelabuhan di Pomalaa sudah jadi untuk kapasitas 40.000 ton dan sekarang upgrade menjadi 120.000 ton.

Adapun final investment decision (FID) Pomalaa dijadwalkan pada tahun ini. “Kami sudah sepakat Pomalaa harus duluan, setelah itu langsung HPAL Sorowako,” ujarnya.

Berikutnya adalah proyek di Blok Bahodopi yang sudah ground beaking. Terbaru, terkait proyek Bahodopi, PT Vale dan dua mitra bisnisnya yakni TICSO dan Xinhai telah menandatangani perjanjian investasi di Jakarta pada Selasa 6 September 2022.

PT Vale dan dua mitranya itu membangun fasilitas pengolahan nikel Reduction Kiln-Electric Furnace (RKEF) senilai 2,1 miliar Dolar AS atau sekitar Rp31 triliun di Blok Bahodopi. Perkiraan produksi sebesar 73.000 ton dalam bentuk FeNi (feronikel).

Dapatkan Update Berita Terbaru di Google NewsIklan Bawaslu Morowali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *