ReferensiA.id- Kalangan milenial mulai tertarik pertanian organik. Adalah Dinul Hairul, pemuda 22 tahun yang mengaku tertarik mengembangkan pertanian organik setelah membuktikan sendiri hasilnya.
Dinul panen perdana padi organik di Desa Lamedai, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin 26 Juni 2022.
Menurutnya, padi organik lebih sehat karena tanpa bahan kimia. Petani bisa memanfaatkan kotoran hewan sebagai pupuk. Tak perlu lahan yang luas.
Dia pun memastikan bahwa pertanian organik lebih menguntungkan dibandingkan cara konvensional yang menggunakan bahan kimia.
Dia menggarap sawah seluas 0,2 Hektar (Ha) dengan menanam benih padi varietas mentik wangi susu. Bulir padi yang dipanen mirip beras ketan. Warnanya putih susu. Tidak putih bening seperti bulir beras kebanyakan.
“Saya panen sekitar 450 Kilogram, itu belum semua. Masih sementara ditimbang,” imbuhnya.
Hasil tersebut, kata Dinul makin membuatnya percaya diri dengan prospek pertanian organik.
Menurutnya, potensi sektor pertanian sangat luar biasa jika ditangani dengan baik. Hanya saja, selama ini profesi petani itu kerap dianggap remeh.
Dinul mengaku ingin mengembalikan potensi desanya di sektor pertanian. Dia mengajak pemuda di desanya agar kembali ke sawah dan mulai bertani organik.
Didukung PT Vale
Selain Dinul, ada 23 petani di desanya yang dibina oleh PT Vale melalui program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB).
Dinul mengaku awalnya pesimis dengan budidaya pertanian organik yang dikenalkan oleh PT Vale bersama Yayasan Aliksa selaku fasilitator SRI Organik.
Dinul menjelaskan, tim dari PT Vale dan Aliksa serta pejabat pemerintah melakukan sosialisasi pada November 2021.
Sarjana peternakan dari Universitas Sembilanbelas November Kolaka ini mengaku saat itu memandang sebelah mata program PSRLB.