ReferensiA.id- Bupati Lumajang, Thoriqul Haq telah menetapkan status tanggap darurat di Kabupaten Lumajang sampai 3 Januari 2022 terkait aktivitas Gunung Semeru yang mengakibatkan awan panas guguran.
“Sudah ditetapkan Bupati Lumajang status tanggap darurat mulai 4 Desember 2021 sampai 3 Januari 2022,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin 6 Desember 2021.
Abdul Muhari mengatakan, Komandan Distrik Militer 0821 Lumajang ditetapkan sebagai komandan tanggap darurat. Komandan Bataliyon Infantri 527 sebagai Wakil Komandan I, Kepala Kepolisian Resor Lumajang sebagai Wakil Komandan II, dan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang sebagai sekretaris.
Saat ini, kata dia sudah berdiri posko utama tanggap darurat. Kementerian lembaga dan pemerintah daerah terus berkoordinasi untuk penanganan bencana.
BNPB mendata rumah rusak yang sudah diverifikasi di posko sebanyak 2.970 unit. Namun, belum dapat dicintikan kriteria rusak berat, sedang dan ringan.
Adapun fasilitas pendidikan yang terdampak langsung sebanyak 38 unit dan satu unit jembatan runtuh yakni jembatan Besuk Koboan yang berada di ruas jalan nasional Turen-Lumajang.
Sementara itu, data terbaru BNPB, Senin 6 Desember 2021 pukul 17.30 WIB, sebanyak 22 orang meninggal dunia akibat bencana itu. Rinciannya sebanyak 14 orang di Kecamatan Pronojiwo dan delapan di Kecamatan Candipuro.
“Korban meninggal di Kecamatan Pronojiwo, masih ada lima jenazah yang belum teridentifikasi. Dua jenazah sudah berada di RSUD Pasirian dan tiga jenazah lainnya ditemukan di RT 16 RW 5 Curah Kobokan, sekitar pukul 14.15 WIB,” ujar Abdul Muhari.
Korban lainnya di Kecamatan Pronojiwo yang sudah teridentifikasi dan sudah dimakamkan. Sedangkan delapan orang korban meninggal dunia di Kecamatan Candipuro, terdapat satu jenazah ditemukan di Dusun Kebondeli Selatan, pukul 15.45 WIB, yang belum teridentifikasi.