ReferesiA.id – Kasus konfirmasi Covid-19 varian Omicron terus bertambah. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, per 1 Desember 2021, sudah 23 negara yang melaporkan adanya kasus Omicron.
Negara itu adalah Afrika Selatan, Botswana, Belanda, Inggris, Israel, Kanada, Hongkong, Australia, Denmark, Austria, dan beberapa negara lainnya.
“Hari ini ditambah negara Jepang yang melaporkan tambahan kasus Omicron,” kata Nadia pada siaran pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9)– KPCPEN, Rabu 1 Desember 2021.
Diketahui, varian Omicron diumumkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 26 November 2021. Pertama kali varian ini dilaporkan dari Afrika Selatan pada 24 November 2021. Varian omicron memiliki lebih dari 30 mutasi dibandingkan varian-varian lainnya.
Dikatakan Nadia, terjadi peningkatan kasus konfirmasi dari 161 menjadi 249. “Tentunya kita tidak perlu panik, tetapi kita harus tetap meningkatkan kewaspadaan,” katanya.
Upaya yang bisa dilakukan adalah perkuat penemuan kasus dan investigasi klaster; sekuensing untuk mengetaui varian yang beredar di nasional dan dari pelaku perjalanan internasional; pelacakan kontak erat; protocol kesehatan; dan vaksinasi Covid-19.
Nadia menyebutkan, setidaknya empat hal yang menjadi perhatian bila ada varian baru dari Covid-19. Keempatnya adalah transmisi atau tingkat penularannya, virulensi atau tingkat keparahannya, efektivitas tata laksana atau respons pengobatan, serta proteksi dari vaksin.
“Omicron diduga memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi serta kemampuan untuk menghindar dari kekebalan tubuh kita. Namun sampai saat ini tidak ada bukti dalam peningkatan keparahan, terutama pada individu yang telah divaksinasi, serta deteksi virus melalui pemeriksaan laboratorium saat ini masih sangat efektif,” beber Nadia.