ReferensiA.id- Wakil Ketua DPRD Sulawesi Tengah (Sulteng), Aristan menegaskan pentingnya pendekatan berbasis masyarakat dalam menyusun rencana pengelolaan Tahura Sulteng.
Aristan menyampaikan hal itu saat menjadi salah satu narasumber dalam Workshop Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Taman Hutan Raya (Tahura) Sulawesi Tengah yang digelar, Selasa hingga Rabu 29 – 30 April 2025.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Relawan untuk Orang dan Alam (ROA) dan Yayasan KEHATI melalui proyek Solusi pengelolaan lanskap darat dan laut terpadu di Indonesia (SOLUSI).
Menurut Aristan, keterlibatan masyarakat sekitar Tahura di lima kelurahan di Kota Palu dan tiga desa di Kabupaten Sigi yang menggantungkan hidup dari kawasan ini merupakan kunci keberhasilan pengelolaan secara berkelanjutan.
“Tahura Sulteng bukan hanya rumah bagi flora dan fauna langka seperti Anoa, Burung Maleo, dan Kayu Cendana, tapi juga ruang hidup masyarakat yang harus dijaga dan diberdayakan. Pengelolaan ke depan harus mendukung riset, konservasi, pariwisata, dan pelestarian budaya,” ujarnya.
Sebagai representasi legislatif, Aristan menegaskan komitmen DPRD Sulteng dalam memberikan dukungan politik melalui penguatan regulasi dan alokasi anggaran yang memadai untuk pengelolaan kawasan.
“Saya berharap setelah lokakarya ini ada komunikasi lintas sektor yang lebih intensif, agar semua pihak bisa menjalankan peran masing-masing secara maksimal. Tahura Sulteng adalah penentu masa depan peradaban di Lembah Palu,” tuturnya.
Dia menegaskan pentingnya Tahura Sulteng sebagai kawasan strategis dari sisi ekologi, sosial, dan budaya. Tahura yang telah ditetapkan sejak tahun 1995 ini telah mengalami berbagai dinamika pengelolaan, mulai dari Dinas Kehutanan Provinsi, BKSDA, hingga kini di bawah UPTD TAHURA.