Punya Bekal Kuat dalam Berorganisasi, Rafiq Siap Jadi Ketua KNPI Sulteng

KNPI Sulteng
Rafiq

ReferensiA.id- Kandidat untuk menjadi Ketua Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah (DPD KNPI Sulteng) mulai bermunculan jelang musyawarah daerah (Musda) ke-XV tahun 2025.

Rafiq, menjadi salah satu nama yang digadang-gadang bakal meramaikan bursa pencalonan ketua KNPI Sulteng untuk tiga tahun ke depan.

Melalui ketua tim pemenangannya, Albadani Hidayat, Rafiq menyatakan kesiapannya untuk bertarung dalam forum organisasi kepemudaan bergengsi tersebut.

“Saudara Rafiq siap meramaikan Musda XV DPD KNPI Sulteng. Dalam waktu dekat, kami bersama tim akan menggelar silaturahmi dan konsolidasi dengan OKP-OKP lain di seluruh wilayah Sulawesi Tengah,” ujar Albadani dalam keterangannya, Minggu 25 Mei 2025.

Baca Juga:  Pengurus DPD Forlat Vokasi Sulteng Resmi Dilantik

Dari rekam jejak yang dimiliki, Albadani memandang Rafiq sebagai sosok pemuda yang visioner, berintegritas, dan memiliki komitmen terhadap pemberdayaan pemuda serta pembangunan daerah.

Rafiq merupakan aktivis mahasiswa pada zamannya. Saat masih berkuliah, dirinya pernah menjabat ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako.

Di organisasi ekstra kampus, Rafiq dipercaya menjadi sekretaris jenderal (sekjen) Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Dewan Kota Palu pada 2018.

Baca Juga:  Komisi IV DPRD Sulteng Siap Anggarkan Pokir untuk Kepemudaan di Tolitoli

Sebagai organisasi induk pers mahasiswa (persma), PPMI DK Palu mewakili kepentingan dan menjadi penghubung antar aktivis persma di Sulawesi Tengah.

Sayang, bisa dikatakan kelahiran pemimpin baru di tubuh PPMI DK Palu ini datang dalam konteks waktu yang kurang tepat.

Pada periode ini sendiri, persma dihadapkan pada keadaan yang amat sulit pascabencana gempa, tsunami dan likuifaksi.

Baca Juga:  Film "Mangrove Harapan dan Kehidupan" Serukan Pentingnya Kolaborasi Komunitas

Persma di kampus-kampus Kota Palu semakin banyak ditinggalkan pengurusnya yang mengungsi ke kampung halaman masing-masing.

Kondisi ini mematikan kegiatan persma secara dramatis. Mereka tidak bubar, tetapi juga tidak ada aktivitas penerbitan atau duduk meriung dalam diskusi di sekretariat.

Dapatkan Update Berita Terbaru di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *